Minggu, 30 September 2012

Ijtihat sebagai sumber hukum Islam


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 Satuan pendidikan         : Madrasah Aliyah 
Mata pelajaran               : FIQH
Kelas / semester              : X / 1(satu)
Alokasi waktu                 : 2 X 45 menit

A.      Standar kompetensi      
1.    Memahami sumber-sumber pokok ajaran Islam
B.       Kompetensi dasar         
1.    1 Menjelaskan Ijtihat  sebagai sumber hukum Islam
1. 2 Mempedomani Al-Quran dan Sunnah dalam kehidupan sehari-hari
C.      Indikator
1.    1.1 Menjelaskan pengertian Ijtihat
1. 1. 2 Menjelaskan kedudukan Ijtihat sebagai sumber hukum Islam.
1. 2 .1 Mempedomani Al-Quran dan Sunnah dalam kehidupan sehari-hari
D.      Tujuan pembelajaran
1.    Siswa dapat menjelaskan pengertian Ijtihat
2.    Siswa dapat menjelaskan kedudukan Ijtihat sebagai sumber hukum Islam
3.    Siswa dapat mempedomani Al-Quran dan Sunnah dalam kehidupan sehari-hari
E.       Materi Pembelajaran
IJTIHAT SEBAGAI DALIL HUKUM ISLAM
1.    Pengertian Ijtihat
Dari segi bahasa “Ijtihat” berasal dari kata yang artinya mencurahkan segala kesempurnaan atau menanggung beban kesulitan. Ijtihat berarti mencurahkan segala kemampuan dan segala perbuatan.
Ulama ushuliyah mengartikan Ijtihat dengan usaha mencurahkan segenap kemampuan dan kesanggupan intelektual dalam mengistinbatkan hukum praktis yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci.
Menurut Abdul Al Wahhab Al Khallaf “mencurahkan kesanggupan yang prima untuk menghasilkan hukum syar’i dan amali yang berpedoman dari dalil yang terperinci  ( Alaidin Koto 2004:127-128 ).
Menurut Al-Syaukani pengertian Ijtihat dari segi bahasa adalah pengerahan daya dan kemampuan atau pengerahan segala daya dan kemampuan dalam suatu aktifitas dari aktifitas yang berat dan sukar. Sedangkan secara istilah “mencakup segenap pencurahan daya intelektual bahkan spiritual dalam meghadapi suatu kegiatan dan permasalahan yang sulit.
Jadi, Ijtihat adalah mengerahkan segenap kemampuan dalam mendapatkan hukum syara’ yang praktis dengan menggunakan metode istinbath  ( Nasrun Rusli 1999:73-78).
2.    Kedudukan Ijtihad
Adapun kedudukan Ijtihat adalah:
Menurut Imam Ghazali objek Ijtihat adalah setiap hukum syara’ yang tidak memiliki dalil yang qath’i dengan demikian syari’at islam dalam kaitannya dengan Ijtihat terbagi dalam dua bagian:
1.   Syariat yang tidak boleh dijadikan lapangan Ijtihat adalah hukum-hukum yang telah dimaklumi sebagai landasan pokok islam yang berdasarkan pada dalil-dalil qath’i seperti kewajiban melaksananakan rukun islam, haramnya berzina, mencuri.
2.   Syariat yang bisa dijadikan lapangan Ijtihat yaitu hukum yang didasarkan pada dalil bersifat zhanni serta hukum yang belum ada nashnya dan ijma’ para ulama
3.    Pembahagian Ijtihat dari segi pelakunya  
Pembahagian Ijtihat dari segi pelakunya dibagi dua:
1.    Ijtihat fardhi
Adalah Ijtihat yang dilakukan oleh perorangan, seperti Ijtihat yag dilakukan oleh mujtahid besar. Contoh Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad Ibn Hanbal
2.    Ijtihat jama’i
Adalah kegiatan Ijtihat yang dilakukan oleh seluruh mujtahid untuk menemukan hukum suatu peristiwa yang terjadi, dimana Ijtihat ini menghasilkan kesepakatan bersama. Ijtihat ini disebut ijma’ al-ulama.

4.    Dasar Mempedomani Al-Quaran dan Sunnah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunnah, baik dalam kegiatan yang bersifat duniawi maupun yang bersifat ukhrawi, kegiatan duniawi  contohnya: dalam bergaul bermasyarakat, berteman, barmusyawarah,dll., sedangkan kegiatan ukhrawi contohnya: dalam beribadah, berbeda pendapat, menegakkan kebenaran,dll. Sebagaimana Allah menerangkan dalam Al-Qur’an, serta Rasul juga menerangkan dalam Hadist beliau.
1.     Al-Qur’an
 Al Qur’an dalam surah An- Nisa’ : 59
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrŠãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
2.    Sunnah
قوله صلى الله عليه وسلم لمعا ذ رضى الله عنه لما بعثه الى ليمن. كيف تقضى اذ اعرض لك قضا ء؟ قال: اقضى بكتاب الله. قال: فان لم تجد فى كتا ب الله؟ قال: فبسنة رسول الله. قال: فان لم تجد فى سنة رسول الله ولا فى كتاب الله؟ قال: اجتهد رأيىولاالوا. فضرب رسول الله صد ره و قال: الحمد لله الذي وفق رسول رسو الله لما يرضاه رسول الله.
Artinya :
Sabda nabi SAW ketika beliau mengutus muadz ke Yaman, maka Nabi bertanya kepadanya: “dengan apa kamu menetapkan perkara yang datang kepadamu? Kata Muadz: “saya memberi keputusan dengan kitab Allah. nabi bersabda: kalau kamu tidak mendapatkan pada kitab Allah. Muadz menjawab: dengan sunnah Rasul, Nabi bertanya lagi: kalau pada kitab Allah dan sunnah rasul tidak kau dapati?. Muadz menjawab: saya berIjtihat dengan pendapat saya dan saya tidak akan kembali.” Kemudian Rasulullah menepuk punggungnya sambil bersabda: “Alhamdulillah Allah telah memberi taufik kepada pesuruh Rasulullah sesuai dengan keridhaan Rasulullah.” (HR Ahmad, Abu Daud, Tarmidzi) 
( Moh Rifa’i 1978).



F.       METODE PEMBELAJARAN
a.    Ceramah
b.    Active knowledge sharing
G.      KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi Waktu
Kegiatan Pembelajaran
Guru
Siswa
15 menit
Ø Kegiatan Awal
Ø Membaca salam,berdoa dan mengambil absen.
Ø Memotivasi siswa
Ø Menyampaikan tujuan pembelajaran
Ø Appersepsi ( mengaitkan dengan pelajaran minggu lalu)

·         Menjawab salam, berdoa dan mendengarkan absen
·         Mendengarkan guru
·         Mendengarkan guru.
·         Interaksi dengan guru yaitu dengan menjawab pertanyaan guru
100 menit
Kegiatan Inti
Ø Ekplorasi
o   Menginformasikan pokok bahasan yang akan dipelajari
o   Mengajukan pertanyaan kepada siswa secara tertulis
o   Membimbing peserta didik dalam menjawab pertanyaan 
Ø Elaborasi
§  Meminta salah seorang siswa secara spontan untuk menjelaskan hasil jawabannya di depan kelas
§  Menyuruh siswa lain untuk mengkoreksi jawaban yang dijelaskan temannya
Ø Konfirmasi
·         Menjelaskan kembali pokok bahasan yang telah di ajarkan
·         Memberikan penguatan
·         Membimbing siswa merumuskan kesimpulan


·         Memperhatikan


·         Menjawab soal yang diberikan

·         Menanyakan hal-hal yang kurang dipahami

§  Menyampaikan hasil jawabannya di depan kelas


§  Mengajukan kritik, saran dan pertanyaan



·         Memperhatikan dan mencatat

·         Memperhatikan
·         Merumuskan kesimpulan
20 menit
Kegiatan penutup
Ø Menyimpulkan materi pelajaran.
Ø Melakukan tanya jawab dengan siswa dan memberikan tugas.
Ø Menutup pelajaran dan mengucapkan hamdalah.


·         Menyimpulkan pelajaran bersama guru.
·         Bertanya dan menjawab pertanyaan guru.

·         Membaca hamdalah dan menjawab salam.

H.    SUMBER BELAJAR
Buku yang di pakai adalah:
1.      Buku Usual Fiqh, karangan Satria Efendi
2.      Buku Kaidah-kaidah Hukum Islam karangan Abdul Wahab Khallaf
3.      Buku Ushul Fiqh,karangan Amir Syarifuddin
I.       PENILAIAN
1.      Jenis penilaian             : Tes
2.      Bentuk penilaian         : Lisan
Sumani,Solok, 12-06-2012

Mengetahui
Kepala Sekolah                                                           Guru bidang Studi     

Drs. Irfan. M.Ag                                                         Zainal Masri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar