Selasa, 09 Oktober 2012

ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU


Satuan Pendidikan      : SMA/MA
Mata Pelajaran             : Aqidah Akhlak
Kelas/Semester            : X/ I  
Alokasi Waktu             : 15  menit (1 Kali pertemuan)

A.    Standar Kompetensi
1.      Membiasakan perilaku terpuji

B.     Kompetensi Dasar
1.1     Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, Bertamu dan atau menerima tamu.

C.     Indikator
1.1.1   Menyebutkan pengertian bertamu
1.1.2   Menjelaskan adab bertamu dan menerima tamu

D.    Tujuan
1.        Siswa mampu menyebutkan menyebutkan pengertian adab bertamu
2.        Siswa Mampu menjelaskan adab bertamu
3.        Siwa mampu Mengaplikasikan adab bertamu yang baik dalam kehidupan sehari-hari
E.     Materi Ajar

ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMUDALAM ISLAM

Menurut kamus bahasa Indonesia, bertamu diartikan ; “datang berkunjung kerumah seorang teman atupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud.
Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah ahabat, kerabat atau orang lain, dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama.
Adab-adab dalam bertamu
1.      Beri’tikad Yang Baik
Di dalam bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah memilki i’tikad dan niat yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini akan mendorong kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan rasa kesejukan dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi.
Bahkan bila ia bertamu kepada saudaranya karena semata-mata rasa cinta karena Allah dan bukan untuk tujuan yang lainnya, niscaya Allah akan mencintainya sebagaimana ia mencintai saudaranya. Sebagaimana Rasulullah :
زَارَ رَجُلٌ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ لَهُ فَأَرْصَدَ اللهُ مَلَكًا عَلَى مَدْرَحَتِهِ ، فَقَالَ : أَيْنَ تُرِيْدُ ؟ قَالَ : أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ. فَقَالَ : هَلْ لَهُ عَلَيْكَ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا ؟ لاَ قَالَ : أُحِبُّهُ فِي اللهِ. قَالَ : فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ ، أَنَّ اللهَ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ
“Ada seseorang yang berkunjung kepada saudaranya di dalam suatu kampung, maka Allah mengirim malaikat untuk mengawasi arah perjalanannya. Ia (malaikat) bertanya kepadanya: “Mau kemana anda pergi? Ia menjawab: “Kepada saudaraku yang ada di kampung ini. Malaikat berkata: “Apakah dia memiliki nikmat (rizki) yang akan diberikan kepada engkau. Dia menjawab: “Tidak, semata-mata saya mencintainya karena Allah. Malaikat berkata: “Sesungguhnya saya diutus oleh Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu.” (Shahih Al Adabul Mufrad no. 350, Ash Shahihah no. 1044)
2.      Tidak Memberatkan Bagi Tuan Rumah
Hendaknya bagi seorang tamu berusaha untuk tidak berlama-lama  sehingga dapat membuat repot atau menyusahkan tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمُهُ؟ قَالَ: يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْءَ لَهُ يَقْرِيهِ بِهِ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya: “Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab: “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim)
Al Imam An Nawawi berkata: “Karena keberadaan si tamu yang lebih dari tiga hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah, atau berniat untuk menyakitinya atau berburuk prasangka (kecuali bila mendapat izin dari tuan rumah).” (Lihat Syarh Shahih Muslim 12/28)
3.      Memilih Waktu Berkunjung
Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya.
Dikatakan oleh shahabat Anas :
كَانَ رَسُولُ اللهِ لاَ يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلاً وَكَانَ يَأْتِيْهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً
“Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikianlah akhlak Nabi , beliau memilih waktu yang tepat untuk mengunjungi keluarganya, lalu bagaimana lagi jika beliau hendak bertamu/mengunjungi orang lain (shahabatnya)? Tentunya kita semua diperintahkan untuk meneladani beliau .
4.      Meminta Izin Kepada Tuan Rumah
Hal ini merupakan pengamalan dari perintah Allah di dalam firman-Nya (artinya): “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur: 27)
Di dalam ayat tersebut, Allah memberikan bimbingan kepada kaum mukminin untuk tidak memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. Di antara hikmah yang terkandung di dalamnya adalah:
Untuk menjaga pandangan mata. Rasulullah bersabda:
إِنَّمَاجُعِلَ اْلاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ
“Meminta izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga pandangan mata.” (Muttafaqun ‘Alaihi) 

5.      Mengenalkan Identitas Diri
Ummu Hani’, salah seorang shahabiyah Rasulullah mengatakan:”Aku mendatangi Nabi ketika beliau sedang mandi dan Fathimah menutupi beliau. Beliau bersabda: “Siapa ini?” Aku katakan: “Saya Ummu Hani’.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikianlah bimbingan Nabi yang langsung dipraktekkan oleh para shahabatnya, bahkan beliau pernah marah kepada salah seorang shahabatnya ketika kurang memperhatikan adab dan tata cara yang telah beliau bimbingkan ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jabir :”Aku mendatangi Nabi , kemudian aku mengetuk pintunya, beliau bersabda: “Siapa ini?” Aku menjawab: “Saya.” Maka beliau pun bersabda: “Saya, saya..!!.” Seolah-olah beliau tidak menyukainya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
6.      Menyebutkan Keperluannya
Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada tuan rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan kujungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu/ keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang bertamu kepada Ibrahim u di dalam Al Qur’an (artinya): “Ibrahim bertanya: Apakah urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (Adz Dzariyat: 32)
7.      Segera Kembali Setelah selesai Urusannya
Termasuk pula adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya telah selesai, supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari kandungan firman Allah : “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan,…” (Al Ahzab: 53)

8.      Mendo’akan Tuan Rumah
Hendaknya seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan rumah, lebih baik lagi berdo’a sesuai dengan do’a yang telah dituntunkan Nabi , yaitu:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْ مَا رَزَقْتَهُمْ وَ اغْفِرْ لَهُمْ وَ ارْحَمْهُمْ
“Ya Allah…, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)
Adab Menerima Tamu
Memuliakan tamu dilakukan antara lain
1.      Menyambut kedatangannya dengan muka menis dan tutur kata yang lemah lembut
2.       Mempersilahkan duduk ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya.
3.      Kalau tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan menjamunya mekimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunyaatau tidak.





F.      Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Quis
3.      Expositori 

G.    Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Alokasi Waktu
1.      Pendahuluan/Pembuka
a)      Kegiatan Guru
1)      Menyiapkan mental siswa, diantaranya; membaca Basmalah dan berdoa, mengambil absen siswa, memeriksa kesiapan lokal dan siswa.
2)      Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
3)      Apersepsi dan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan.
4)      Mengadakan preetes, untuk menguji pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
b)      Kegiatan Siswa
1)      Membaca Basamalah dan berdoa.
2)      Mendengarkan guru mengambil absen.
3)      Menyiapkan diri mengikuti PBM.
4)      Mendengarkan guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang digunakan dalam PBM.
5)      Menjawab pertanyaan guru seputar materi yang akan dipelajari, serta mengikuti preetes yang diadakan oleh guru.
15 menit

2.      Kegiatan Inti
a)      Eksplorasi
1)      Kegiatan Guru
a)      Guru menjelaskan meteri pembelajaran kepada siswa.
2)      Kegiatan Siswa
a)      Siswa mengikuti bacaaan guru dengan baik
b)      Siswa mendengarkan dan memperhatikan  penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
c)      Siswa mencatat hal yang penting dari penyampaian materi dari guru.

b)      Elaborasi
1)      Kegiatan Guru
a)      Guru melibatkan peserta didik dalam menggali informasi mengenai materi pelajaran.
b)      Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, serta menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan pola interaksi yang terarah.
c)      Guru memberikan soal mengenai materi yang diajarkan
d)     Bagi siswa yang benar memberikannya reword.

2)      Kegiatan Siswa
a)      Melibatkan diri dalam aktifitas pembelajaran.
b)      Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

c)      Konfirmasi
1)      Kegiatan Guru
a)      Memberikan penguatan mengenai materi pelajaran.
b)      Menjawab pertanyan/persoalan yang belum dipahami oleh siswa.
2)      Kegiatan Siswa
a)      Mendengarkan penguatan materi   pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
b)      Menanyakan persoalan yang belum dipahami.
50 menit

3.      Penutup
a.       Kegiatan Guru
1)      Menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bersamaan membimbing peserta didik mengambil kesimpulan hasil pembelajaran.
2)      Memberikan umpan balik kepada siswa berkenaan dengan materi pelajaran.
3)      Melakukan penilaian berkenaan dengan materi pelajaran.
4)      Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5)      Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah.
b.      Kegiatan Siswa
1)        Mendengarkan dan mencatat kesimpulan pembelajaran  pada hari itu.
2)        Mengikuti penilaian yang dilaksanakan oleh guru.
3)        Mendengarkan guru menyampaikan rancangan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4)        Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah
25 menit



H.    Media dan Sumber Belajar
1.      Media
a)      Papan tulis
b)      Infocus
c)      Spidol
d)     Kertas karton
2.      Sumber
a)      Suci Rahayu & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam SMA (Jakarta: Ganesa Exact)
b)      Al-Qur’an dan terjemahannya
I.       Jenis Penilaian
1.      Teknik                         : Tulisan
2.      Bentuk instrumen        : Esay






          Mengetahui Kepala Sekolah                  Batusangkar,  9 Oktober 2012
                                                                               Guru Mata Pelajaran


         Dra.Eliwatis, M.Ag                                     Zainal Masri, C.S.Pdi
         NIP.196811111994032001                          NIM. 09.101.023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar