Satuan Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/Semester : X/ I
Alokasi Waktu : 15 menit (1 Kali pertemuan)
A. Standar
Kompetensi
1. Membiasakan
perilaku terpuji
B. Kompetensi
Dasar
1.1 Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian,
berhias, perjalanan, Bertamu
dan atau menerima tamu.
C. Indikator
1.1.1 Menyebutkan pengertian bertamu
1.1.2 Menjelaskan adab
bertamu dan menerima tamu
D. Tujuan
1.
Siswa mampu
menyebutkan menyebutkan pengertian adab bertamu
2.
Siswa Mampu menjelaskan adab bertamu
3.
Siwa mampu
Mengaplikasikan adab bertamu yang baik dalam kehidupan sehari-hari
E.
Materi Ajar
ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMUDALAM ISLAM
Menurut kamus bahasa
Indonesia, bertamu diartikan ; “datang berkunjung kerumah seorang teman atupun kerabat untuk suatu tujuan
ataupun maksud.
Secara istilah bertamu
merupakan kegiatan mengunjungi rumah ahabat, kerabat atau orang lain, dalam
rangka menciptakan kebersamaan dan kemalahatan bersama.
Adab-adab
dalam bertamu
1.
Beri’tikad Yang Baik
Di dalam
bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah memilki i’tikad
dan niat yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini akan mendorong
kunjungan yang dilakukan itu senantiasa terwarnai dengan rasa kesejukan dan
kelembutan kepada pihak yang dikunjungi.
Bahkan bila
ia bertamu kepada saudaranya karena semata-mata rasa cinta karena Allah dan
bukan untuk tujuan yang lainnya, niscaya Allah akan mencintainya sebagaimana ia
mencintai saudaranya. Sebagaimana Rasulullah :
زَارَ رَجُلٌ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ لَهُ فَأَرْصَدَ اللهُ
مَلَكًا عَلَى مَدْرَحَتِهِ ، فَقَالَ : أَيْنَ تُرِيْدُ ؟ قَالَ : أَخًا لِي فِي
هَذِهِ الْقَرْيَةِ. فَقَالَ : هَلْ لَهُ عَلَيْكَ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا ؟ لاَ
قَالَ : أُحِبُّهُ فِي اللهِ. قَالَ : فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ ، أَنَّ
اللهَ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ
“Ada seseorang yang berkunjung kepada saudaranya di dalam suatu kampung,
maka Allah mengirim malaikat untuk mengawasi arah perjalanannya. Ia (malaikat)
bertanya kepadanya: “Mau kemana anda pergi? Ia menjawab: “Kepada saudaraku yang
ada di kampung ini. Malaikat berkata: “Apakah dia memiliki nikmat (rizki) yang
akan diberikan kepada engkau. Dia menjawab: “Tidak, semata-mata saya
mencintainya karena Allah. Malaikat berkata: “Sesungguhnya saya diutus oleh
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai
saudaramu.” (Shahih Al Adabul Mufrad no. 350, Ash Shahihah no. 1044)
2.
Tidak Memberatkan Bagi
Tuan Rumah
Hendaknya
bagi seorang tamu berusaha untuk tidak berlama-lama sehingga dapat membuat repot atau menyusahkan
tuan rumah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ
حَتَّى يُؤْثِمَهُ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمُهُ؟ قَالَ: يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْءَ لَهُ يَقْرِيهِ بِهِ
“Tidak halal
bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya
itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para shahabat bertanya: “Bagaimana bisa
dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab:
“Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki
sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim)
Al Imam An Nawawi berkata: “Karena keberadaan si tamu yang lebih dari
tiga hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah,
atau berniat untuk menyakitinya atau berburuk prasangka (kecuali bila mendapat
izin dari tuan rumah).” (Lihat Syarh Shahih Muslim 12/28)
3.
Memilih Waktu
Berkunjung
Hendaknya
bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat waktu yang tepat
untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa menimbulkan
perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya.
Dikatakan
oleh shahabat Anas :
كَانَ رَسُولُ اللهِ لاَ يَطْرُقُ أَهْلَهُ لَيْلاً وَكَانَ
يَأْتِيْهِمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً
“Rasulullah
tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya
datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikianlah akhlak Nabi , beliau memilih waktu yang tepat untuk
mengunjungi keluarganya, lalu bagaimana lagi jika beliau hendak
bertamu/mengunjungi orang lain (shahabatnya)? Tentunya kita semua diperintahkan
untuk meneladani beliau .
4.
Meminta Izin Kepada
Tuan Rumah
Hal ini
merupakan pengamalan dari perintah Allah di dalam firman-Nya (artinya): “Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur: 27)
Di dalam ayat
tersebut, Allah memberikan bimbingan kepada kaum mukminin untuk tidak memasuki
rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. Di antara hikmah yang terkandung di
dalamnya adalah:
Untuk menjaga
pandangan mata. Rasulullah bersabda:
إِنَّمَاجُعِلَ اْلاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ
“Meminta
izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga pandangan mata.”
(Muttafaqun ‘Alaihi)
5.
Mengenalkan Identitas
Diri
Ummu Hani’,
salah seorang shahabiyah Rasulullah mengatakan:”Aku mendatangi Nabi ketika
beliau sedang mandi dan Fathimah menutupi beliau. Beliau bersabda: “Siapa ini?”
Aku katakan: “Saya Ummu Hani’.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikianlah
bimbingan Nabi yang langsung dipraktekkan oleh para shahabatnya, bahkan beliau
pernah marah kepada salah seorang shahabatnya ketika kurang memperhatikan adab
dan tata cara yang telah beliau bimbingkan ini. Sebagaimana dikatakan oleh
Jabir :”Aku mendatangi Nabi , kemudian aku mengetuk pintunya, beliau bersabda:
“Siapa ini?” Aku menjawab: “Saya.” Maka beliau pun bersabda: “Saya, saya..!!.”
Seolah-olah beliau tidak menyukainya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
6.
Menyebutkan
Keperluannya
Di antara
adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada tuan
rumah. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan
kujungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu/ keperluannya
sendiri. Hal ini sebagaimana Allah mengisahkan para malaikat yang bertamu
kepada Ibrahim u di dalam Al Qur’an (artinya): “Ibrahim bertanya: Apakah
urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada
kaum yang berdosa.” (Adz Dzariyat: 32)
7.
Segera Kembali Setelah
selesai Urusannya
Termasuk pula
adab dalam bertamu adalah segera kembali bila keperluannya telah selesai,
supaya tidak mengganggu tua rumah. Sebagaimana penerapan dari kandungan firman
Allah : “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila telah selesai
makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan,…” (Al Ahzab: 53)
8.
Mendo’akan Tuan Rumah
Hendaknya
seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan rumah, lebih baik
lagi berdo’a sesuai dengan do’a yang telah dituntunkan Nabi , yaitu:
اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَهُمْ فِيْ مَا رَزَقْتَهُمْ وَ اغْفِرْ لَهُمْ وَ ارْحَمْهُمْ
“Ya
Allah…, berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan
rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)
Adab Menerima Tamu
Memuliakan
tamu dilakukan antara lain
1. Menyambut
kedatangannya dengan muka menis dan tutur kata yang lemah lembut
2. Mempersilahkan duduk ditempat yang baik. Kalau
perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selau dijaga kerapian
dan kelestariannya.
3. Kalau tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah
wajib menerima dan menjamunya mekimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga
hari terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunyaatau tidak.
F. Metode
Pembelajaran
1. Ceramah
2. Quis
3. Expositori
G. Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
1. Pendahuluan/Pembuka
a) Kegiatan Guru
1) Menyiapkan mental siswa, diantaranya; membaca
Basmalah dan berdoa, mengambil absen siswa, memeriksa kesiapan lokal dan
siswa.
2) Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
3) Apersepsi dan mengaitkan materi sebelumnya dengan
materi yang akan diajarkan.
4) Mengadakan preetes, untuk menguji pemahaman siswa
mengenai materi yang akan diajarkan.
b) Kegiatan Siswa
1) Membaca Basamalah dan berdoa.
2) Mendengarkan guru mengambil absen.
3) Menyiapkan diri mengikuti PBM.
4) Mendengarkan guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dan metode yang digunakan dalam PBM.
5) Menjawab pertanyaan guru seputar materi yang akan
dipelajari, serta mengikuti preetes yang diadakan oleh guru.
|
15
menit
|
2. Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
1) Kegiatan Guru
a) Guru menjelaskan meteri pembelajaran kepada siswa.
2) Kegiatan Siswa
a) Siswa mengikuti bacaaan guru dengan baik
b) Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
c) Siswa mencatat hal yang penting dari penyampaian
materi dari guru.
b) Elaborasi
1)
Kegiatan Guru
a)
Guru
melibatkan peserta didik dalam menggali informasi mengenai materi pelajaran.
b)
Melibatkan
peserta didik dalam pembelajaran, serta menciptakan suasana kelas yang
kondusif dengan pola interaksi yang terarah.
c)
Guru
memberikan soal mengenai materi yang diajarkan
d)
Bagi siswa
yang benar memberikannya reword.
2)
Kegiatan Siswa
a) Melibatkan diri dalam aktifitas pembelajaran.
b) Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru
c) Konfirmasi
1) Kegiatan Guru
a)
Memberikan penguatan mengenai materi pelajaran.
b)
Menjawab pertanyan/persoalan yang belum dipahami oleh siswa.
2) Kegiatan Siswa
a)
Mendengarkan penguatan materi
pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
b)
Menanyakan persoalan yang belum dipahami.
|
50
menit
|
3. Penutup
a.
Kegiatan Guru
1)
Menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bersamaan membimbing peserta
didik mengambil kesimpulan hasil pembelajaran.
2)
Memberikan umpan balik kepada siswa berkenaan dengan materi pelajaran.
3)
Melakukan penilaian berkenaan dengan materi pelajaran.
4)
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
5)
Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah.
b.
Kegiatan Siswa
1)
Mendengarkan dan mencatat kesimpulan pembelajaran pada hari itu.
2)
Mengikuti penilaian yang dilaksanakan oleh guru.
3)
Mendengarkan guru menyampaikan rancangan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4)
Menutup pembelajaran dengan membaca Hamdallah
|
25
menit
|
H. Media
dan Sumber Belajar
1. Media
a) Papan
tulis
b) Infocus
c) Spidol
d) Kertas
karton
2. Sumber
a) Suci
Rahayu & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam SMA (Jakarta: Ganesa
Exact)
b) Al-Qur’an
dan terjemahannya
I. Jenis
Penilaian
1.
Teknik : Tulisan
2.
Bentuk instrumen : Esay
Mengetahui Kepala Sekolah Batusangkar, 9 Oktober 2012
Guru Mata Pelajaran
Dra.Eliwatis, M.Ag
Zainal Masri, C.S.Pdi
NIP.196811111994032001 NIM. 09.101.023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar