PIDATO 1 MUHARAM 1433 H
Disusun oleh: Zainal Masri
Mahasiswa STAIN Batusangkar
السلام علىكم ورحمةالله وبركاته
MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIAH
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, wassholatu wassala mu’ala asyrofil ambiya iwal mursaliin, wa’ala alihi washahbihi ajma’in, asyhadualla ilahaillallaah, waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warasuuluh, allahumma sholli ‘ala muhammad, wa’ala ali muhammad, amma ba’du
Yang saya hormati, bapak-bapak dan ibuk-ibuk yang saya muliakan Allah SWT,kemudian kakak-kakak, adek-adek dan teman-teman, terutama gernerasi muda harapan bangsa,..
Alhamdulillah, kita bersyukur kepada allah SWT, Tuhan yang maha pengasih, dan belum pernah pilih kasih, Tuhan yang maha penyayang, yang sayang nya tidak terbilang, alhamdulillah dengan berkat limpahan rahmat, hidayah serta inayahnya kepada kita, pada pagi yang cerah ini kita telah dapat kembali melaksanakan didikan subuh, di mesjid kita yang sangat kita cintai ini,
Kemudian shalawat dan salam, untuk junjungan kita, nabi besar muhammad SAW, Karena beliau adalah Rasul yang terahir, yang menjadi Rahmatalil’alamiin.
Ya, dengan tampa terasa, perkisaran waktu dan pergantian masa, berlalu dengan cepat sekali, hari berganti hari, minggupun datang.minggu pergi bulan pun tiba. Bulan berlalu tahun pun berganti. Tanpa terasa waktu terus berputar. Kaki melangkah semakin jauh dan perbatasan kiasan dekat jua.
Justru itu alangkah tepanya jika saat-saat seperti ini kita merenung agak sejenak. Sambil membaca lebaran demi lebarandari catatan perjalanan hidup yang telah kita lewati di zaman yang silam. Kita hitung laba dan rugi selama berdaagang di sawang hayat yang fana ini sambil menyimak dan memperhatikan apa yang pernah disampaikan oleh khalifah umar bin khatab
“hitung-hitunglah dirimu, sebelum dirimu dihitung orang lain”
Keapa kita harus menghitung diri, untuka apakah gunanya? Sebelum kita sampai di gerbang tahun baru hijrah ini yaitu bulan muharram. Terlebih dahulu kita telah melalui beberapa bulan yang lain. Nah, demikianlah setiap kita akan memasuki gerbang tahun baru hijrahdan setiap itu pula kita singgahi bulan-bulan pengantar tersebut’. Kalau kita ibaratkanjajaran bulan yang kita lalui itu laksana pos-pos persinggahan kita berhenti pada pos-pos tersebut seolah-olah kita istirahat sejenak untuk mengembalikan tenaga yang terkuras sewaktu menempuh perjalanan yang jauh dalam arti kata, kita selalu menerima pesan-pesan sebagai bekal dalam perjalanan agar kita selamat sentosa sampai di batas tujuan. Pesan-pesan itu tesirat dibali nama setiap bulan yang kita singgahi itu.
Hadirin yang berbahagia..
Masih kita rasakan betapa nikmatnya kita singgah di pos persinggahan ramaadhan. Disana kita menerima pesan dan bekal setelah dosa-dosa kita dibakar dan dikikis habis, itulah taqwa, sebaik-baik perbekalan untuk menempuh perjalanan hidup.
Ramadan kita tinggalkan, kita pun sampai dibulan sawal, yaitu bulan peningkatan prestasi disinipun kita mendapat dan menerima pesan “ tingkatkanlah iman mu, tingkatkanlah taqwamu, tingkatkanlah jalinan cinta kasih dengan sesama dan pereratlah cinta dan pengabdian kepada allah SWT.
Hadirin yang berbahagia..
Setelah kita berpisah dengan sawal bertemulah kita dengan zulkaidah, yang mana kita kita mempunyai kedudukan yang tinggi disisi allah swt selaku mukmin yang muttaqin. Berlalu bulan zukaidah datanglah bulan zulhijah, yang mana bagi yang mana kita diingatkan untuk melaksanakan ibadah haji ditaman indah mekkah almukarramah bagi yang mampu.
Setelah bulan zulhijjah berlalu maka datang lah bulan muharram, yang merupakan gerbang tahun baru islam. Nah, disinilah perlu kita tanya diri kita masing-masing!! Apakah pesan-pesan yang kita terima pda pos-pos persinggahan itu betul-betul kita hayati dan kita amalkan.? Atau kita abaikan begitu saja? Atau pesan hanya tinggal pesan sementara kita berangkat dalam keadaan kekosongan??semua jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Maka wajar kalau nabi bersabda:
Man kaana yaumuhu khairammin amsihi fahua rabiihuuwwamankaa nayaumuhu mitsla amsihi fahuwa maghbuunuwwamankaa nayaumuhu syarramm min amsihi fahuwa mal ‘uun
Artinya:
Barang siapa yang hari ininya lebih baik dari hari yang kemaren itulah orang-orang yang beruntung, dan barang siapa yang hari ininya sama saja dengan hari yang kemaren itulah orang-orang yang merugi. Dan yang lebih parahnya lagi adalah barang siapa yang hari ininya lebih jelek dari hari yang kemaren itulah orang terkutuk.
Hadis ini memberika pelajaran kepada kita, apa pelajarannya??? melalui mement di tahun baru hijrah ini,yaitu bagaimana kita dapat berusaha dengan sekuat tenaga, menajdikan masa lalu sebagai pelajaran, sehingga kita dapat menentukan sikap kita pada hari ini dan sekaligus merencanakan hari yang akan datang. Sehingga hari ini harus lebih baik dari hari yang kemaren dan besok harus lebih baik dari pada hari ini,
“To day is better than yesterday”
Bapak-bapak dan ibuk-ibuk yang berbahagia..
jadi dengan demikian marilah kita mengintrospeksi diri kita masing-masing, apakah kita termasuk orang yang beruntung, merugi atau orang yang terkutuk, hala ini dapat kita jawab sendiri
Bapak-bapak dan ibuk-ibuk yang berbahagia..
Barang kali ini sajalah yang dapat saya sampaikan, walaupun agaknya singkat mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua. Terimakasih dan mohon maaf..
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar