BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Nabi Muhammad SAW adalah salah seorang anggota Bany Hasyim, suku Quraisy. Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau 20 Agustus 570 M. Menjalang usianya yang ke-40, beliau selalu berkhalwat di Gua Hiro’. Setelah lama berkhalwat. akhirnya pada tanggal 17 Ramadhan 611 M. atas perintah Allah STW malaikat Jibril turun untuk menyampaikan wahyu yang pertama, yaitu surat al-Alaq 1-5. Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Nabi Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah untuk menjadi Nabi & Rasul.
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
2. Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW dan Biografi Ringkasnya.
3. Kebijaksanaan Muhammad dalam Meletakkan Hijr al Aswad .di Dinding Ka’bah.
4. Kebiasaan Muhammad Bertafakur di Gua Hira Menjelang Kenabiannya.
5. Bi’tsat al Rasul dan Keterkaitan Ajaran yang di Bawah Muhammad SAW dengan Ajaran Para Nabi dan Rasul Sebelumnya.
6. Bukti Kerasulan (Mu’jizat) Nabi Muhammad SAW.
7. Misi Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil’Alamin.
8. Pengertian Phase Makkah
9. Sejarah Dakwah Rasulullah SAW pada Periode Makkah.
10. Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Pada Periode Makkah
11. Ketabahan dan Keteguhan Nabi Muhammad dalam Berdakwah.
12. Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam Bidang Akidah dan Ibadah.
13. Hasil Perjuangan Rasulullah SAW dalam Berdakwah pada Periode Makkah.
14. Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi Nabi Muhammad SAW dan Sahabat dalam Perjuangan.
15. Ibrah dari Perjuangan Rasulullah SAW dalam Berdakwah pada Periode Makkah.
16. Hikmah dari Peristiwa Isra’ Mi’rat Nabi Muhammad SAW.
17. Ibrah dari Misi Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin untuk Masa Kini dan masa yang Akan Datang.
18. Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat dalam Menghadapi Masyarakat Makkah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
1. Aasl usul bangsa Arab
Dilihat dari bangsa Arab, penduduk Padang Pasir ini hampir tidak dikenal atau tidak diketahui. Yang dapat diketahui dari sejarah mereka hanyalah yang dimulai sejak 150 tahun SM (sebelum masuk Islam), sedangkan yang sebelum itu tidak diketahui. Hal ini disebabkan bangsa Arab tersebut terdiri dari beberapa suku bangsa yag selalu berperang – perangan. Perperangan tersebut timbul karena keinginan memelihara hidup, karena siapa yang kuatlah yang berhak untuk memiliki tempat-tempat yang berair dan padang rumput tempat mengembalakan binatang ternak. Sedangkan yag lemah hanya berhak untuk ditindas dan dijadikan budak.
Perperangan yang sering terjadi tersebut mengakibatkan tidak ada waktu bagi mereka untuk memikirkan masalah kebudayaan, kalau ada yang memikirkan itupun datang juga orang yang menjatuhkan pemikirannya. Selain itu masyarakat Arab juga buta huruf.
Oleh sebab itu tidak ada peninggalan-peninggalan sejarah yang berbentuk bangunan yang dapat melukiskan sejarah mereka. Bangsa Arab ini arah barat berbatasan dengan Laut Merah, arah timur berbatas dengan Lautan Hindia, arah timur berbatasan dengan Laut Arab, dan arah utara berbatasan dengan gurun Irak dan gurun Syam. Panjangnya sekitar lebih kurang 1000 km lebih, lebarnya kira-kira 1000 km. Dan Jazirah Arab ini terbagi 2 bagian yaitu bahagian tengan dan bahagian tepi.
Menurut bangsa Arab terbagi kepada 2 kelompok besar yaitu :
a. Arab ba’idah yaitu kelompok yang telah punah.
b. Arab Baqiyah yaitu kelompok yang bisa bertahan sampai sekarang yang terdiri dari 2 kelompok yaitu
1) Arab ‘Aribah (Arab Asli) yang berasal dari suku Qahthan, yang tinggal umumnya di Yaman dan Arab selatan.
2) Arab Musta’rabah (Arab Campuran) yaitu keturunan suku ‘adnan yang umumnya tinggal di Hijaz, yaitu keturunan Nabi Ismail AS.
Kehidupan bangsa Arab sebelum Islam disebut dengan kehidupan Jahiliyah. Jahiliyah bukan bearti kebodohan, akan tetapi jahiliyah dalam pengertian suatu tata kehidupan yang tealh terlepas dari nilai-nilai ajaran agama, walaupun masyarakatnya menganut agama.
2. Politik dan Pemerintahan
Bangsa Arab sebelum Islam tidak perna dijajah oleh bangsa Asing, bahkan tidak perna tercipta kesatuan politik di seluruh Jazirah Arab. Kerajaan – kerajaan kecil yang terdapat di Jazirah Arab umumnya berdaulat atas wilayah mereka sendiri dan lebih cenderung hidup berkabilah, yang mana dalam tiap kabilah itu dipimpin oleh seorang Syaikh, yaitu orang yang dianggab tertua dan berani diantara anggota kabilah tersebut. Oleh karena itu tidak ada rasa solidaritas sosial yang menyeluruh bagi semua suku Arab bahkan hubungan kerjasama antar suku hanya didasari atas kepentingan bersama.
3. Sosial dan Kemasyarakatan
Masyarakat Arab sebelum Islam adalah masyarakat feodal dan sudah mengenal sistem perbudakan. Sistem kekerabatannya adalah sistem patrilineal, yaitu hubungan kekerabatan yang berdasarkan garis keturunan Bapak, sedangkan wanita kurang mendapat tempat yang layak dimasyarakat. Bahkan tidak jarang apabila mereka melahirkan anak perempuan, mereka merasa malu dan hina, sehingga anaknya dikuburkan hidup-hidup. Akan tetapi kebiasaan ini bukan pada seluruh kabilah Arab, melainkan hanya pada kebilah – kabilah kecil seperti kelompok Bani Asad.
Dengan demikian kehidupan sosial masyarakat Bangsa arab jauh dari akhlakul karimah, akhlak masyarakatanya sangat merosot sekali, sehingga sering berlaku hukum rimbah dan inlah yang disebut dengan zaman Jahiliyah.
4. Ekonomi dan Perdagangan
Perekonomian orang Arab sebelum Islam bersumber dari kegiatan perdagangan dan perternakan. Dan terkenallah pusat perdagangan yaitunya Makkah, Medina, Yaman dan sebagainya. Sedangkan penduduk yang hidup di pedesaan hidup dengan beternak kambing, biri-biri, dan unta. Terak itu sekaligus merupakan bahan makanan bagi mereka, kehidupannya selalu berpindah-pindah sesuai dnegan lahan tempat mereka mengembala ternak.
5. Agama dan Kepercayaan
Bangsa Arab mayoritas sebelum Islam menganut kepercayaan yang menyembah berhala atau patung atau benda-benda lain yang dianggab mempunyai kekuatan gaib, seperti batu, pohon kayu, bintang dan sebagainya.
6. Kesenian
Cabang kesenian yang paling populer dan paling disenangi oleh masyarakat Arab sebelum Islam adalah Syair. Syair tersebut yang berisi tentang cinta, wanita, khamar, kemegahan suku dan lain sebagainya. Penyair Arab yaitu ‘Ukaz dan Zul Majas, ‘Amr al Qais, Qis Ibn Sa’adah, Umaiyah ibn Abi al Shalt dan lain sebagainya.
7. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu yang berkembang sebelum Islam pada Bangsa Arab adalah ilmu Nujum, ilmu Falaq. Ilmu Falaq bagi mereka sangat berguna untuk menentukan cuaca. Selain itu ilmu Arsitek juga berkembang di Yaman yang mana buktinya terdapat kerajaan Saba’ yang memiliki bendungan Sadd al-Ma’arib, yang merupakan peninggalan kerajaan Saba’.
B. Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW dan Biografi Ringkasnya.
Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah bertepatan pada tahun 571 M, di kota Makkah Al-Mukarrahmah. Ayahnya bernama Abdullah seorang putra abdul Muthalib yang berwibawa dan pemimpin yang paling dihormati oleh masyarakat Arab. Ibunya bernama Aminah binti Wahb juga termasuk keluarga Quraisy. Muhammad lahir di tengah-tengah keluarga yang bermartabat tinggi, berasal dari keturunan yang mulia dan sangat dihormati masyarakat. Keluarga yang mulia itu adalah keluarga Bani Hasyim bin Abdul Manaf bin Quraisy yang memiliki kekuatan dan kekuasaan besar sebagai pemimpin kaumnya.
Pada malam Muhammad lahir tampak tanda-tanda yang luar biasa terjadi yaitu :
1. Bumi goncang dilanda gempa hingga berhala jatuh bergelimpangan sekitar ka’bah
2. Beberapa gereja dan biara runtuh.
3. Balai ruang istana Kisra di Persia retak dan roboh
4. Padamnya api sesembahan kaum Majusi di Negeri itu.
Ayah Muhammad SAW meninggal dunia pada masa Muhammad masih dalam kanndungan Ibunya, yaitu masa kandungan tiga bulan. Kemudian ketika sudah lahir Muhammada diasuh oleh Halimah Sa’diyah, dalam asuhannya Muhammada dibesarkan selama 4 tahun, setelah itu kurang lebih dua tahun masa asuhan ibu kandungnya, katika sudah berumur enam tahun Muhammada sudah menjadi yatim piatu. Setelah Aminah meninggal Muhammad dirawat oleh Abdul Muthalib, namun 2 tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia. Tanggung jawab kemudian berali kepada pamannya Abu Thalib.
Masa muda Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Pada usianya baru 12 tahun ia ikut berdagang dengan pamannya ke Negeri Syam (Syria). Dalam perjalanan di Bushra beliau bertemu dengan pendeta kristen bernama Buhairah. Pendeta itu melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad SAW.
Pada usia 25 tahun Muhammad membawa dagangan wanita kaya yaitu Khadijah ke Syria. Dalam perdagangan Muhammad memperoleh laba yang besar. Khadijah kemudian melamarnya dan Muhammad (25 tahun) menikah dengan Khadijah (40 tahun).
Pada usia 35 tahun Muhammad ikut memperbaikki bangunan Ka’bah yang rusak, perbaikan tersebut dilakukan secara gotong royong dan para penduduk membantu secara sukarela.
Ketika Muhammad SAW berusia 40 tahun. Ia pergi bertahannus di Gua Hira, dengan jiwa penuh kepercayaan menyakini kebenaran mimpi yang beliau lihat dalam hati. Dalam bulan itu Allah SWT menentukan malam yang dipilih-Nya sebagai malam mulia yang mengantarkan Muhammad SAW kepada martabat kenabian dan kerasulannya, yaitu malam tanggal 17 bulan Ramadhan tahun Gajah ke-41, bertepatan dengan tanggal 6 bulan Agustus tahun 610 M. Saat itu dalam tidurnya datang Malaikat Jibril AS di Gua Hira.
C. Kebijaksanaan Muhammad dalam Meletakkan Hijr al Aswad .di Dinding Ka’bah.
Peristiwa peletakan Hijr al Aswad di dinding Ka’bah disana terlihat kebijaksanaan Muhammad, yang mana waktu itu Muhammad baru berusia 35 tahun. Masa itu bangunan ka’ba rusak berat, perbaikkannya dilakukan secara gotong royong. Para penduduk Makkah ikut membantu pekekerjaan dengan sukarela. Akan tetapi pada saat terakhir, sewaktu pekerjaan hanya tinggal meletakkan Hijr al Aswad timbul perselisihan. Setiap suku merasa berhak untuk melakukan tugas terakhir dan terhormat tersebut.
Perselisishan semakin memuncak, namun akhirnya para pemimpin Quraisy sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke Ka’bah melalui pintu Shafa, akan dijadikan hakim untuk memutuskan perkara ini. Ternyata yang pertama masuk adalah Muhammad. Beliaupun dipercaya menjadi hakim. Beliau membentangkan kain dan meletakkan Hajr al Aswad di tengah-tengah lalu meminta seluruh kepala suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Muhammad meletakkan Hajr al Aswad di tempatnya. Dengan demikian perselisihan dapat diselesaikan dengan bijaksana dan semua kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian seperti yang dilakukan oleh Muhammad SAW tersebut.
D. Kebiasaan Muhammad Bertafakur di Gua Hira Menjelang Kenabiannya.
Ketika berusia 40 tahun Muhammad SAW, sebagaimana kebiasaan beliau perg bertahannust di Gua Hira, dengan jiwa penuh kepercayaan menyakini kebenaran mimpi yang beliau lihat dalam tidur. Dalam bertahannust beliau menghadapkan segenap pikiran, hati, dan perasaannya kepada kebenaran tertingi yang kekal abadi. Tibahlah yang dikenhendaki Allah untuk menurunkan wahyu kepada Muhammad SAW bertepatan pada tanggal 17 bulan Ramadhan tahun Gaja ke-41, bertepatan pada tanggal 6 Agustus tahun 610 M. Pada saaat tersebut Muhammad SAW sedang tidur datanglah Malaikat Jibril di Gua Hira lalu Jibril berkata Baccalah ! Muhammad menjawad Saya tidak pandai membaca, Jibril berkata kembali Bacalah ! Muhammad menjawab Saya tidak pendai membaca. Dan Jibril menyampakan Wahyu dan ini merupakan wahyu yang pertama turun kepada Muhammad SAW yaitu Q.S. Al-Alaq ayat 4 -5 yang berbunyi :
ù&tø%$# ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/u‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
E. Bi’tsat al Rasul dan Keterkaitan Ajaran yang di Bawah Muhammad SAW dengan Ajaran Para Nabi dan Rasul Sebelumnya.
Bi’tsat al Rasul adalah proses pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rasul, yaitu turunnya wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad sewaktu beliau melakukan tahannust (meditasi) di Gua Hira. Sejak berusia 40 tahun memang sering beliau bertahannus di Gua Hira, terutama pada bulan Rajab dan Ramadhan. Yang mana pada waktu itu wahyu yang turun adalah Q.S. Al-Alaq ayat 1-5. Inilah ayat-ayat al-Quran yang mula turun. Dalam ayat ini menegaskan sesuatu yang luar biasa, yang belum diketahui oleh Muhammad. Dimana dalam ayat ini ditegaskan perintah membaca Al Quran; manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya.
Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT adalah untuk menegakkan Agama Tauhid yaitunya Islam seperti halnya Nabi-Nabi sebelumnya ditengah –tangah masyarakat yang kala itu pada masa Jahiliyah dan banyaknya pengaruh dari kaum kafir yang kebanyakan menyembah berhalah, batu, dan kayu.
F. Bukti Kerasulan (Mu’jizat) Nabi Muhammad SAW.
Nabi muhammad SAW ini adalah seorang Rasulullah, yang mana sebagai bukti kerasulannya Allah SWT menurunkan Al-Quran sebagai mu’jizat yang terbesarnya. Selain dari itu bukti dari kerasulannya, Allah memberikan keistimewaan dan kemuliaan Muhammad SAW sebagai berikut :
1. Muhammad SAW adlah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT, yaitu ketika Nabi adam as masih dalam keadaan antara roh dan jasadnya.
2. Kitab Al-Quran yang berisikan ajaran yang mengimani dan membela kebenaran.
3. Silsilah keluarga yang tidak perna berbuat senonoh.
4. Pada saat kelahirannya bundany melihat cahaya memancar menerangi istana-istana mega di Syam.
5. Pada saat beliau berjalan dibawah terik matahari ada gumpalan awan yang memayunginya.
6. Perna ketika beliau hendak berteduh dibawah pohon, dan pohon tersebut bergerak menghampirinya.
7. Masa kanak-kanak ketika bermain datanglah malaikat membelah dadanya dan menyusikan hatinya.
8. Ketika menerima wahyu pertama di Gua Hira Malaikat Jibril memeluknya sampai tiga kali.
9. Allah menyebut angota badan beliau satu demi satu di dalam Al-Quran.
10. Allah memberi beliau nama Nabi Muhmamad dari akar kata ha ma da yang bearti puji, merupakan akar kata dari sifat Allah yaitu Mahmud artinya Maha Terpuji.
11. Diwaktu malam beliau dapat melihat dengan jelas seperti halnya pada siang hari. Dan lain sebagainya
G. Misi Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil’Alamin.
Nabi Muhammad SAW ini merupakan rahmat bagi sekalian alam semesta (Rahmatan Lil’Alamin). Sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah SWT dal al-Quran surat Al-Anbiyah ayat 107 yag berbunyi :
!$tBur š»oYù=y™ö‘r& žwÎ) ZptHôqy‘ šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Dan juga terdapat dalam al-Quran surat Saba’ ayat 28 yang berbunyi :
!$tBur y7»oYù=y™ö‘r& žwÎ) Zp©ù!$Ÿ2 Ĩ$¨Y=Ïj9 #ZŽÏ±o0 #\ƒÉ‹tRur £`Å3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw šcqßJn=ôètƒ ÇËÑÈ
“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.”
Dalam hal ini yang menjadi tugas pokok dan misi dari Nabi Muhammad SAW yang utama dimanatkan oleh Allah SWT adalah :
1. Menanamkan Akidah tauhid di kalangan umat manusia.
Inilah yang menjadi titik tolak dan pangkal bit’ah al Rasul, dan juga menjadi dasar dalam menekankan keesaaan Tuhan yaitu suatu aqidah yang tanpa ragu-ragu mempercayai dan meyakini tiada satu apapun yang berhak disembah selain Allah, serta mengakui Allah adalah maha Pencipta, Maha Mengurus segalanya, Maha Pemberi Reski serta Maha Kuasa. Oleh karena itu dalam Aqidah Tauhid bahwasanya wajib diyakini oleh manusia yaitunya Alam ini diciptakan oleh Allah, karena itu tidak boleh menyembah kepada kepada alam.
Akidah tauhid menanamkan pengertian yang meyakinkan, bahwa alam wujud ini tidak diciptakan tanpa tujuan, tetapi diciptakan dengan tujuan memperlihatkan kebenaran Allah SWT. Jadi dengan akidah tauhid manusia bisa mengerti, memahami dan dapat meyakini bahwa kehidupan dunia bukan kehidupan yang awal dan yang akhir, melainkan kehidupan yang merupakan perjalanan menuju kehidupan yang hakiki, kekal dan abadi yaitunya kehidupan akhirat.
2. Memulihkan kehormatan manusia dan memuliahkan kemanusiaan.
Muhammad SAW menekankan ajaran Illahi yang agung itu justru pada saat manusia dan kemanusiaan sedang mengalami tingkat kemerosotannya yang terenda. Dimana manusia menyembah pohon, batu dan lain sebagainya. Melihat hal tersebut Rasullullah mengatakan bahwa di alam wujud ini tidak ada makhluk Allah yang lebih tinggi derajatnya dari pada manusia, manusia lebih berhak dicintai, disayangi dan dikasihi serta lebih berhak dijaga dan dipelihara kehormatannya dan keselamatannya. Bahkan beliau mengatakan juga bahwasanya manusia ini adalah Kalifahtullah yaitu pemimpin yang mengemban amanat Allah, yang memikul tanggung jawab memelihara diri dan alam sekitarnya. Dan untuk kepentingan manusialah Allah menciptakan Alam semesta.
3. Persamaan dan kesatuan umat manusia.
Sebelum Muhammad menjadi Rasul, bangsa-bangsa ini menerapkan sistem kasta atas dasar perbedaan kedudukan sosial dan ekonomi atau atas dasar kedudukan keagamaan itu sendiri. Dalam menghadapi hal demikian Rasulullah menerapkan prinsip persamaan sebagaimana Allah menjelaskan dalam Q.S. Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi :
$pkš‰r'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu‘$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& y‰YÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Berdasarkan firman Allah diatas Muhammad SAW mengatakan bahwasanya hukum Allah tidak mengenal perbedaan golongan, bagi Allah semua sama yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan dan keimanan seseorang terhadap-Nya.
4. Kemerdekaan dan kebebasan berfikir
Prinsip kemerdekaan dan kebebasan berfikir ini tidak jauh berbeda dengan prinsip persamaan. Yang mana tiap orang berhak mengeluarkan pemikiran dan pendapatnya. Dan juga kebebasan dalam beragama Allah mengatakan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 256 yang berbunyi :
Iw on#tø.Î) ’Îû ÈûïÏe$!$# ( ‰s% tû¨üt6¨? ߉ô©”9$# z`ÏB ÄcÓxöø9$# 4 `yJsù öàÿõ3tƒ ÏNqäó»©Ü9$$Î/ -ÆÏB÷sãƒur «!$$Î/ ωs)sù y7|¡ôJtGó™$# Íouróãèø9$$Î/ 4’s+øOâqø9$# Ÿw tP$|ÁÏÿR$# $olm; 3 ª!$#ur ìì‹Ïÿxœ îLìÎ=tæ ÇËÎÏÈ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Jadi dalam hal kemerdekaan dan kebebasan dalam berfikir Muhammad SAW tidak hanya mengakui dan menghormati hak-hak kebebasan berpendapat dan berfikir saja, akan tetapi juga mengakui hak-hak individu lainnya seperti kebebasan mempunyai hak milik.
5. Menyatukan urusan dunia dan akhirat.
Muhammad SAW datang sebagai penutup jurang pemisah antara agama dengan urusan keduniaan. Yang mana Rasulullah mengatakan antara agama dan keduniaan tidak terdapt kesenjangan, apalagi pertentangan dan permusuhan. Seperti halnya Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 201 yang berbunyi :
Oßg÷YÏBur `¨B ãAqà)tƒ !$oY/u‘ $oYÏ?#uä ’Îû $u‹÷R‘‰9$# ZpuZ|¡ym ’Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur z>#x‹tã Í‘$¨Z9$# ÇËÉÊÈ
“Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"
Berkenaan dengan hal ini Rasulullah datang untuk mengajarkan bahwa setiap jengkal tanah adalah mesjid, dan tiap detik siang ataupun malam adalah waktu berbakti untuk memperoleh keridhahan Allah. dan juga datang untuk mengikis pendangan hidup yang memisahkan atau mempertentangkan urusan dunia dari urusan akhirat. Serta mengatakan pertentangan atau pemisahan antara agama dan kehidupan dunia adalah jalan fikiran yang tidak lurus.
H. Pengertian Phase Makkah
Phase Makkah ini disebut juga dengan masa di kota Makkah. Artinya masa dimana Rasulullah melaksanakan dakwahnya untuk menegakkan panji keislaman yaitunya agama tauhid yang mengesakan Allah SWT. Yang mana dalam berdakwah mulai secara sembunyi-sembunyi samapi secara terang-teranggan ikut serta diwarnaai dengan pertentangan dari kaum Quraisy dan juga membutukan perjuangan yang bergitu besar.
I. Sejarah Dakwah Rasulullah SAW pada Periode Makkah.
Pelaksanaan dakwa dalam periode Makkah dimanakan oleh A. Hasymi sebagai periode pembinaan kekuasaan Allah dalam hati manusia. Pada periode ini dakwa Rasulullah menurut Amin Said terbagi kepada 4 tahapan yaitu :
1. Tahap Rumah Tangga dan keluarga
Ini merupakan awal dari kegiatan dakwa Rasulullah, mulanya diajak istrinya sendiri yaitu Khadijah, saudara sepupunya Ali bin abi Thalib, maulanya Zayd ibnu Haritsah, shabat karibnya Abu Bakar, mereka semua lansung menyatakan keislaman. Setelah itu diikuti oleh Usman bin Affan, Thalhah ibnu Ubaidillah, al Zubayir ibn al-Awwam, Saad ibn Abi Waqqah. Peristiwa ini dilaksanakan seccara rahasia, serta beribada secara rahasia di rumah al Arqam yang terletak di Bukit Shafa. Dan disanalah lembaga pendidikan Islam pertama yang materi pokok ajarab yang diberikan oleh Rasulullah adalah ayat-ayat al-Quran dengan tujuan untuk membina kaum muslimin yang masih sangat sedikit agar mereka menjadi kader-kader yang tangguh dan sanggup menghadapi segala cobaan dan sekaligus sebagai pendidik yang baik untuk masa-masa selanjutnya.
Selam tiga tahun seperti itu turun wahyu memerintahakan dakwah secara terang-terangan (Q.S. al-Syuara : 214), setelah turun ayat dakwah dilaksanakan di Bukit Shafa dengan mengumpulkan umat, akan tetapi dapat tantangan Rasulullah dari pamannya sendiri yaitu Abu Lahab menentang secara habis-habisan. Dan kemudian turun lagi ayat agar dakawah dilakukan secara terbuka (Q.S. al-Hijr : 94-95).
2. Tahap Konfrontasi
Perjalanan dakwah Rasulullah mendapat konfrontasi dari kaum Quraisy. Diman kaum Quraisy ini ingin menyerang Rasulullah, karena mereka menganggab bahwa Rasulullah telah melakukan penghinaan besar terhadap adat kebiasaan mereka. Ketika itu ada sala satu sahabab yang melindungi Nabi yaitu Harits ibn Abi Hara, dan ia pun tewas terbunuh oleh orang Quraisy, peristiwa ini merupakan Syahid pertama dalam sejarah Islam.
Sejak itu dakwah Rasulullah terus dihalang-halangi oleh kaum Quraisy. Kaum Quraisy ini melakukan kekejaman dan kebiadapan terhdap kaum muslimin, budak-budak dan juga orang-orang yang tidak ada pelindung. Sampai ketika itu Abu Jhl ini menusukkan pelepah kurma ke Sumayyah (nenek muslim), dan merupakan syahidah pertama dalam Islam.
3. Tahap kekuatan
Karena semakin memunjaknya kekejaman dan kekerasan yang dilakukan kaum Quraisy terhadap orang muslim maka pada tahun kelima kenabian sebanyak 17 orang kaum muslimin hijrah ke Habsyah. Pada tahun ke enam kenabian paman Nabi memeluk agama Islam dan Umar bin Khatab. Islamnya dua orang ini membawa angin segar buat kaum muslim, karena kedua orang ini merupakan pahlawan Quraisy yang kenamaan. Pada tahun ketuju kenabian seluru anggota Bani Hasyim baik yang telah memeluk Islam maupun yang belum kecuali Abu Lahab telah bertekad melindungi Muhammad SAW.
Dengan hal demikian kaum Quraisy membuat sebuah embargo dan dipampangkan di dinding ka’bah yang mana sangat menyulitkan kaum muslimin. Dan pada tahun kesebelas kenabian terjadilah Bay’at al Aqabah antara nabi Muhammad dengan 12 orang dari Yastrib yang sengaja datang ke Makka untuk menerima ajaran Islam. Setahun kemudian sekitar 73 orang Yastrid datang kembali ke Makkah dan di ikralkanlah Bay’at al aqabah yang kedua. Bahkan mereka meminta nabi untuk pinda ke Yastrib dan mereka akan melindungi dengan taruhan jiwa raga mereka sendiri dan permintaan itupun terkabul, sehingga Rasulullah hijrah ke Yastrib. Dan masa dakwah Rasulullah pun berakhir di Makkah.
J. Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah Pada Periode Makkah
Berdasarkan sejarah perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW di kota Makkah strategi yang digunakan pada masa itu adalah :
1. Melakukan dakwa secara sembunyi-sembunyi yang dimulai dari rumah tangganya yaitunya istrinya Siti Khadijah.
2. Setelah di rumah tangganya Rasulullah berdakwah, kemudian ia melanjutkan kepada keluarganya beserta sahabat-sahabatnya itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan melakukan ibadah juga sembunyi di Bukit Shafa.
3. Setelah turun wahyu dari Allah Q.S. Al Syu’ara ayat 214, yang mana Allah memerintakan untuk berdakwa secara terang-terangan.
4. Setelah itu Rasulullah berdakwa secara terbuka di kalangan umat manusia, sebagaimana diperintahkan oleh Allah dengan turunya Q.S. al Hijr ayat 94-95.
K. Ketabahan dan Keteguhan Nabi Muhammad dalam Berdakwah.
Dalam berdakwa di kota Makkaah Nabi Muhammad banyak menemui tantangan dari kaum Quraisy. Bahkan dari pamannya sendiri ikut menentangnya. Untuk menghadapiitu semua Nabi Muhammad mengahadapi dengan penuh kesabaran, keteguahan hati, tidak mudah terpengaruh, tidak mudah putus asa dan semangat perjungan yang kuat seperti :
1. Katika kaum Quraisy ingin Rasulullah berhenti untuk berdakwah dengan menluncurkan ancaman lewat Abu Thalib, maka dihadapi oleh Rasullulah dengan percaya kepada Allah, beliau mengatakan “Demi Allah saya tidak akan berhenti memperjuangkan amanat Allah ini, walupun seluru anggota keluaraga dan sanak saudara akan menggucilkan saya”.
2. ketika kaum Quraisy menawarkan tahta, wanita, dan harta kepada Rasulullah agar beliau bersedia berhenti berdakwah, semua itu ditolak oleh Rasulullah, beliau mengatakan “Demi Allah biarpun mereka meletakkan matahari ditangan kanan ku dan bulan ditangan kiriku, aku tidak akan berhenti melakukan ini, hingga agama ini menang dan aku binasa karenanya”. Disana tampak keteguhan hati Rasullullah dalam menjalankan amanah yang di amanahkan oleh Allah kepadanya.
L. Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam Bidang Akidah dan Ibadah.
Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam bidang aqidah dan ibadah itu merupakan tugas pokok yang diamanahkan oleh Allah kepadanya sebagai utusan Allah. dalam hal ini bentuk perjuangannya adalah :
1. Bidang Aqidah
Dalam bidang aqidah Rasulullah menanamkan aqidah tauhid dikalangan umat manusia. Aqidah tauhid adalah aqidah yang tanpa ragu-ragu menyakini dan mengimani keesaan Allah SWT, dan tidak ada yang patut disembah selain Allah SWT. Kemudian Rasulullah mengajarkan kepada umat manusia bahwasanya manusia bebas dari rasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah dan soal mati dan hidup merupakan kekuasaan Allah SWT, serta untuk memperoleh kesejateraan didunia dan diakhirat Rasulullah mengatakan laksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah SWT.
2. Bidang Ibadah
Pada masa itu umat manusia banyak menyembah berhala, batu bahkan menyembah kayu. Dalam hal ini Rasulullah mengatakan kepada umat manusia bahwasanya tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT. Dan mengatakan kedudukan Manusia lebih tinggi dan lebih bermartabat dari pada berhala, batu dan kayu, yang mana semua itu Allah lah yang menciptakan. Dan mengajarkan umat manusia adalah Kalifatullah kartinya pemim[in yang mengemban amanah Allah. dengan ajaran yang demikian Rasulullah dapat mengembalikan martabat umat manusia serta membuat manusia sadar bahwa belaskasihan dan kasih sayang berada ditangan Allah.
M. Hasil Perjuangan Rasulullah SAW dalam Berdakwah pada Periode Makkah.
Perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah pada periode Makkah tidaklah siah-siah saja akan tetapi membuahkan hasil yaitu:
1. Bidang Aqidah
Yaitu dapat menumbuhkan aqidah tauhid dikalangan umat manusia walaupun tidak seluruh umat yang bisa mengimani aqidah tauhid akan tetapi sebagian umat sudah sadar bahwa Allah yang patut disembah.
2. Bidang Ibadah
Sebagian umat manusia menyakini bahwa berhalah tidak berhak disembah karena manusia lebih tinggi derajat dan martabatnya ketimbang berhalah, kayu, dan batu. Karena itu semua Allahlah yang menciptakannya.
3. Mengangkat kedudukan umat manusia.
4. Mempersatukan umat manusia, dan menghilangkan sistem kasta yang membagi dan membedakan umat manusia berdasarkan kedudukan, agama, harta bahkan kekuasaan
5. Memberikan kebebasan kepada umat dalam mengeluarkan pendapat.
6. Menghindarkan pemisahan antara agama dengan usrusan keduniaan.
N. Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi Nabi Muhammad SAW dan Sahabat dalam Perjuangan.
Dalam perjuangan menegakkan agama tauhid Rasulullah dan sahabat juga mnghadapi tantangan terutama dari kaum Quraisy seperti :
1. Sikap permusuhan kaum Quarisy
Dalam berdakwah menegakkan aqidah tauhid kaum Quraisy berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi dakwah dan penyebaran ajaran yang dibawah oleh baginda Rasulullah SAW. Kaum Quraisy melakukan pengejaran dan penghukuman terhadap para pengikut Rasulullah SAW dengan kejam, meskipun kegiatan dakwah dilakuakan secara sembunyi-sembunyi. Seperti Bilal, yang disiksa sangat kejam dengan ditinsi dengan batu besar dibawah terik matahari.
2. Mengunsi ke Absinia
Kaum Quraisy terus mengadakan penyerbuan terhadap kaum muslimin, untuk menghindari itu Rasulullah memerintahkan agar sebagian pengikutnya hijra ke Absinia. muslim Setelah dirasa aman di Makkah muslim yang hijra tadi kembali ke kota Makkah.
Dalam hal ini yang menjadi dasar penolakan dari ajaran yang dibawah oleh Rasulullah SAW oleh orang Quraisy adalah :
1. Persaingan berebut kekuasaan
Kaum Quraisy tidak dapat membedahkan antara kenabian dan kekuasaan atau antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengangab bahwa kalu tunduk pada ajaran yang dibawah oleh Muhammad bearti tunduk pada Bani Abdul Muthalib, sednagkan suku Arab selalu bersaing merebut kekuasaan.
2. Penyamaan hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya.
Kaum Quraisy enggan menganut agama Islam karena mereka menganggab hal penyamaan derajat akan dapat meruntuhkan tradisi – tradisi dan dasar kehidupan mereka.
3. Takut dibangkitkan
Agama Islam mengajarkan setelah hari kiamat nanti manusia akan dibangkitakan dari kubur dan akan dihitung amal perbutannya. Kalau orang banyak dosa dapat neraka dan disiksa dan banyak pahalah dapat surga. Hal demikian tidak dapat diterima oleh kaum Quraisy, keran manusia yang sudah mati akan dihidupkan kembali dalam keadaan tidak mempunyai kekuasaan dan pengaruh, menurut kaum Quraisy alangka kejamnya Agama Islam
4. Taqlik kepada nenek moyang
Kaum Quraisy amat berat meninggalkan agama neneng moyang mereka karena sangat taqlik, dan telah membabi buta dikalangan mereka. Dan Allah mencelah mereka dengan keras.
5. Memperniagakan patung
Bagi kaum quraisi ini pataung ini bisa dijadikan sebagai usaha yang bisa berbentuk suatu peusahaan dan melakukan perdagangan yang mereka juan kepada jemaah haji sebagai kenang-kenangan. Tetapi agama Islam sangat melarang memahat, menyembah dan menjual patung, karena hal itu saudagar –saudagar patung menganggab Islam sebagai penghalang rezeki, dan akan menyebabkan perniagaan mereka mati dan lenyap. Maka dari itu mereka menentang ajaran Islam.
O. Ibrah dari Perjuangan Rasulullah SAW dalam Berdakwah pada Periode Makkah.
Ibrah yang dapat dipeting dari perjuangan Rasulullah adalah :
1. Semangat juang yang kuat dan tangguh
2. Relah bekorban dan tidak mudah putus asa
3. Keteguhan hati yang tidak mudah goya oleh bujuk rayu yang berbauh kemewahan.
4. Mengemban amanah dengan sungguh-sungguh
5. Mementingkan kemaslahatan umum
6. Rasa persaudaraan dan persatuan yang kuat.
P. Hikmah dari Peristiwa Isra’ Mi’rat Nabi Muhammad SAW.
Pada tahun kesepuluh kenabian, tepatnya pada malam 27 Rajab di saat Rasulullah merasakan kemasygulan hati karena ditinggal para pendamping dan pelindungnya dalam melaksanakan tugas dakwah, terjadi suatu pengalaman rohani yang amat sensasional, pengalaman itu amat mempengaruhi kelanjutan perkembangan agama Islam, yang dikenal dengan peristiwa isra’ dan Mi’rat.
Secara bahasa isra’ adalah perjalanan malam, mi’rat adalah perjalanan naik. Isra’ mi’rat adalah perjalanan naik pada waktu malam hari. Jadi peristiwa isra’ mi’rat adalah diperjalankannya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil al Haram Makkah ke Masjidil al Aqsha Palestina, kemudian turun naik ke langit, sampai akhirnya tiba di Shidrat al Muntaha, lalu kembali lagi ke Masjid Haram di kota Makkah dalam tempoh yang sangat singkat, hanya sekitar sepertiga malam saja sebagai mana dijelaskan oleh Allah dalam Q.S. al-Israk ayat 1 yang berbunyi :
z`»ysö6ß™ ü“Ï%©!$# 3“uŽó r& ¾Ínωö7yèÎ/ Wxø‹s9 šÆÏiB ωÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# ’n<Î) ωÉfó¡yJø9$# $|Áø%F{$# “Ï%©!$# $oYø.t»t/ ¼çms9öqym ¼çmtƒÎŽã\Ï9 ô`ÏB !$oYÏG»tƒ#uä 4 ¼çm¯RÎ) uqèd ßìŠÏJ¡¡9$# çŽÅÁt7ø9$# ÇÊÈ
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dalam perjalanan isra’ mi’rat kendaraan yang digunakan Rasul adalah Burag, yang digambarkan sebagai kuda sembrani berwarna putih bersih dengan waja seorang wanita cantik dan bersayap. Selama di Masjidil Aqsah dikisahkan Nabi bertemu dengan berbagai Nabi terdahulu dan melakukan shalat berjamaah.
Selama perjalanan Nabi dikawal oleh Jibril sampai pada posisi tertentu, Jibril mengantar Muahammad sampai Sidratul Muntaha dan selanjutnya Nabi bertemu dengan lansung dengan Allah sendirian. Peristiwa itu ibarat sebagai sebuah audiensi agung, dan saat itulah Nabi mendapat syariat lansung dari Allah, tanpah perantara Jibril yaitu syariat shalat.
Akan tetapi peristiwa isra’ mi’rat ini ditentang oleh orang kafir, mereka menyatakan peristiwa itu merupakan kebohongan Nabi. Bagi orang kafir peristiwa tersebut dijadikan bahan propoganda untuk mendustakan Nabi, sedangkan bagi orang beriman peristiwa ini merupakan ujian keimanan. Setelah peristiwa itu banyak umat dari Yastrid datang ke Makkah untuk belajara ajaran Nabi Muhammad SAW.
Jadi hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa isra’ mi’rat adalah :
1. Sebagai bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW
2. Bukti dari kekuasaan dan keagungan Allah SWT.
3. Dengan peristiwa tersebut memberikan peluang besar untuk kemajuan dakwa Rasulullah.
4. Semakin bertambahnya pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW sampai ada yang datang dari Yastrid ingin belajar ajaran agama Islam yang dibawah oleh Rasulullah.
5. Menjemput syariat atau perinta dari Allah untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam.
Q. Ibrah dari Misi Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin untuk Masa Kini dan masa yang Akan Datang.
Ibrah yang dapat dipetik dari Nabi muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin untuk masa kini dan masa yang akan datang yaitu :
a. Tiada yang berhak disembah selain Allah SWT yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa.
b. Perjuangan yang sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang maksimal.
c. Kesabaran yang kuat dalam menghadapi tantangan akan membuahkan hasil yang manis.
d. Persamaan kedudukan itu merupakan persatuan umat.
e. Teguh pendirian dan tak mudah goya oleh bujuk rayu yang membawa keabinasaan.
f. Tidak ada pemisahan anatara agama dengan urusan kedunian, akan tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan yang amat kuat.
g. Kehidupan dunia tidaklah kekal, tetapi kehidupan dunia ini adalah jalan menuju kehidupan akhirat yang kekal dan abadi.
R. Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat dalam Menghadapi Masyarakat Makkah
Ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat berdakwah menegakkan agama Tauhid di kota Makkah, dikala itu umumnya masyarakat kota Makkah menyembah berhalah, dan menentang ajaran yang dibawah oleh Rasulullah bahkan ajaran tersebut dapat merugikan bagi mereka. Dalam menghadapi itu semua Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, bersifat teguh pendirian dan semangat juang yang tinggi serta dalam menghadapi tantangan dari kaum Quraisy dihadapi dengan penuh ketenangan dan kebijaksanaan. Selain itu Rasulullah dan para sahabat juga melakuakan berbagai taktik yaitunya dalam berdakwah awal mula dilakukan secara sembunyi-sembunyi, berawal dari lingkungan rumah tangga dan keluarga. Setelah turun wahyu dari Allah yang memerintakan berdakwa secara terang terangan, maka Rasulullah berdakwa secara terang-terangan, kemudian turunlah wahyu perinta agar Rasulullah berdakwa secara terbuka, berdasarkan perintah Allah tersebut Rasulullah dan para sahabat berdakwah secara terbuka. Ketika Rasulullah berdakwah secara terbuka disanalah banyak kontro versi dari kaum Quraisy yang tidak suka dan menentang ajaran yang dibawah Rasulullah.
Adapun bentuk-bentuk hambatan yang dilakukan oleh suku quraisy untuk menghentikan perjuangan Nabi Muhammad berdakwak di makkah adalah:
1) Tokoh quraisy seperti abu lahab, abu sofiyan, abu jahal membujuk abu thalib untuk melepaskan perlindungannya terhadap nabi muhammad, karena mereka bersikeras menghentikan dakwah nabi muhammad.
2) Banyak pengikut nabi muhammad yang disiksa diantaranya adalah bilal bin rabah, keluarga amr bin yasir, zubair bin awam, sehingga nabi memerintahkan sahabatnya untuk pindah kehabsi (utopia). Bahkan mereka juga mendapat ejekan, hinaan, tuduhan yang dilemparkan oleh kaum kafir quraisy terhadap nabi dan para pengikutnya.
3) Kafir quraisy memberi tawaran kepada nabi berupa harta, tahta dan wanita agar beliau bersedia menghentikan misi dakwahnya.
4) Pembaikotan terhadap kaum muslimin selama 3 tahun berupa:
a) Tidak mau berbicara dengan umat Islam
b) Tidak mau jual beli dengan umat Islam
c) Tidak mau menikah dengan orang Islam
5) Usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad melalui dua cara:
a) Usaha pembunuhan yang dilakukan perorangan tampa musyawarah contohnya : usaha yang dilakukan oleh Abu Jahal dengan cara menimpakan batu besar kepada Nabi.
b) Usaha pembunuhan yang dilakukan dengan musyawarah. Peristiwa ini diceritakan dalam surat al- a’raf ayat 30 yang berbunyi :
$¸)ƒÌsù 3“y‰yd $¸)ƒÌsùur ¨,ym ãNÍköŽn=tã ä's#»n=žÒ9$# 3 ÞOßg¯RÎ) (#rä‹sƒªB$# tûüÏÜ»uŠ¤±9$# uä!$uŠÏ9÷rr& `ÏB Èbrߊ «!$# šcqç7|¡øts†ur Nåk¨Xr& šcr߉tGôg•B ÇÌÉÈ
“Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi Telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan ajaran Islam yang menegakkan agama Tauhid, banyak menghadapi tantangan dan cobaan yang datang dari kaum yang tidak suka dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah yaitu Kaum Quraisy. Dalam berdakwah Rasulullah SAW perna diperintakan berhenti berdakwah dan ditawarkan wanita canting, harta, tahta dan kekuasaan kepada Rasulullah. Akan tetapi semua itu Rasululah tolak mentah-mentah, bahakan Rasulullah perna diancam akan dibunuh, Rasulullah mengetakan Demi Allah saya tidak takut. Jadi dari perjuangan Rasulullah dapat diambil keteladannya yaitu semangat juang yang tinggi, teguh pendirian, yakin dan percaya kepada Allah yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap semoga mekalah ini dapt menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai pembahasan dalammakalah ini, dan juga dapat dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar